Untuk
memanfaatkan sampah/ limbah domestik seperti sisa-sisa sayuran adalah dengan membuat
kompos atau pupuk organik. Selain untuk mengurangi polusi juga kompos itu
sendiri dapat bermanfaat untuk kesuburan tanaman.Kompos
adalah hasil akhir suatu proses dekomposisi tumpukan sampah/serasah tanaman dan
bahan organik lainnya. Keberlangsungan proses dekomposisi ditandai dengan
nisbah C/N bahan yang menurun sejalan dengan waktu. Bahan mentah yang biasa
digunakan seperti : daun, sampah dapur, sampah kota dan lain-lain dan pada
umumnya mempunyai nisbah C/N yang melebihi 30.Oke,
kali ini saya akan menjelaskan langkah-langkah membuat kompos dan apa saja sih
bahan-bahan yang digunakan untuk membuat kompos. Di sini saya menggukan bahan
organik jerami dan sisa-sisa sampah sayuran. Masing-masing bahan organik
tersebut ditimbang sebanyak 5 kg. Kemudian dipotong-potong atau dicacah
kecil-kecil agar mudah diurai oleh bakteri. Bakteri yang saya gunakan adalah
EM4 (Effective Microorganisme 4) sebagai starter. Starter adalah populasi
mikroba dalam jumlah dan kondisi fisiologis yang siap diinokulasikan pada suatu
media. Pada kali ini starter EM4 diinokulasikan pada cacahan bahan organik
tersebut. Agar bakteri tersebut dapat menguraikannya menjadi kompos. Bakteri
EM4 adalah bakteri mikroba hasil dari fermentasi perubahan zat
glukosa menjadi bakteri atau bakteri yang terbuat dari zat yang mengandung
glukosa atau gula dan dapat dibuat dengan bahan : molases (tetes tebu), gula
pasir, gula jawa, air nira atau badeg, air kelapa, dll. EM4 mengandung
bakteri dekomposer yang berfungsi sebagai pengurai bahan organik secara alami
didalam tanah. Cacahan jerami dan sampah sayuran tersebut masing-masing
dicampurkan dengan kotoran hewan (sapi, kambing, kerbau) dan EM4, ratakan atau
aduk hingga lembab yaitu basah namun jika diremas tidak sampai keluar
cairannya. Setelah itu dimasukkan ke dalam plastik hitam dan tutup rapat agar
bakteri di dalamnya dapat mengurai dengan baik. Diamkan calon pupuk kompos
tersebut hingga matang atau jadi. Selama proses menjadi kompos, kelembabannya
harus diperhatikan sekitar 60%. Jika terlihat kering dapat ditambahkan dengan
air. Ciri-ciri kompos yang sudah matang/jadi yaitu tidak berbau busuk, berwarna
coklat kehitam-hitaman, tekstur kompos sedikit berserat halus, kadar air secara
visual apabila dikepal kuat tidak menjadi bergumpal keras ketika kepalannya
dibuka juga tidak terurai terlepas seperti pasir kering, tidak larut dalam air.
Dapat pula dilakukan tes kematangan kompos dengan cara Sediakan air bersih
dalam suatu wadah yang transparan. Masukan sedikit kompos kedalamnya dan
dikocok merata. Biarkan beberapa saat. Apabila dalam beberapa menit air dalam
gelas jernih kembali, maka kompos tersebut sudah matang. Apabila tetap keruh,
maka kompos belum terbentuk, terhadap kompos ini diperlukan perlakuan ulang.Mutu
kompos yang baik meliputi hal-hal berikut :1. pH :
kompos yang matang biasanya mempunyai nilai pH 5,0-8,5. Nilai pH 7,0 adalah
netral dan ini baik untuk pemupukan.
2. Senyawa
garam : kompos mempunyai spesifitas kandungan senyawa garam terlarut kisaran
1-10. Rekomendasi umum kompos yang baik kandungan sesnyawa garam terlarut
kurang lebih 5. Tingkat salinitas yang tinggi (kandungan garam 10-15) sifatnya
toksis terhadapa tanaman.
3. Kandungan
air : persentase kandungan air pada kompos ini tergantung pada bahan kompos
daya ikat terhadap air (water holding capacity). Pada awal proses pengomposan
biasanya kandungan air berkisar 40-65%, dan pada akhir proses pengomposan
50-60%. Jika kandungan air terlalu rendah, dapat mengakibatkan mikroorganisme
yang ada tidak aktif.
4. Bahan
organik : kompos dikategorikan bagus jika kandungan organiknya di atas 60 %.
5. Total
nitrogen : total nitrogen di sini termasuk N dalam bentuk senyawa amonium,
nitrat, dan N-organik. Pada kompos yang matang kandungan N nya berkisar 0,5-2,0
% (bobot kering). Kompos yang matang dan stabil memiliki N dalam bentuk
N-Organik.
6. C/N
Rasio : C/N rasio adalah salah satu indikator stabilitas kompos dan kandungan N
yang manfaat. Kompos yang mengandung C/N rasionya tinggi (>25) menjadikan
unsur N yang layak menjadi tidak layak digunakan. Sedangkan kompos yang mengandung
C/N rasio yang rendah (<20) akan mudah melepas N-oganik untuk layak
digunakan oleh tanaman.
Beberapa
manfaat pupuk organik adalah dapat menyediakan unsur hara makro dan mikro,
mengandung asam humat (humus) yang mampu meningkatkan kapasitas tukar kation
tanah, meningkatkan aktivitas bahan mikroorganisme tanah, pada tanah masam
penambahan bahan organik dapat membantu meningkatkan pH tanah, dan penggunaan
pupuk organik tidak menyebabkan polusi tanah dan polusi air.
Ketika malam hari angin bertiup dari darat ke laut (angin darat). Sedangkan pada siang hari angin bertiup dari laut ke darat (angin laut). Mengapa angin bertiup seperti itu ? Angin terjadi karena ada perbedaan tekanan udara antara dua daerah. Tekanan berbeda-beda karena adanya suhu. Suhu tinggi (panas) maka tekanannya rendah, karena ketika panas, udaranya memuai (renggang). Sedangkan suhu rendah (dingin) maka tekanannya tinggi, karena ketika dingin, udaranya menyusut (rapat). Jadi suhu berbanding terbalik dengan tekanan. Pada siang hari terjadi angin laut, artinya suhu di laut rendah (dingin=rapat), suhu di darat tinggi (panas=renggang). Jadi pada siang hari angin tertiup dari laut ke darat atau dari suhu yang rapat ke suhu yang renggang atau dari tekanan tinggi ke tekanan rendah. Mengapa di siang hari, suhu di laut dingin dan suhu di darat panas ? Karena suatu zat memiliki kalor (energi panas). Daratan merupakan zat yang memiliki kalor yang kecil. Kalor kecil artin
Komentar
Posting Komentar