Bismillah...
Segala puji bagi
Allah yang telah memberikan kita berbagai macam nikmat hingga detik ini. Pernah
mendengar bahwa sifat seorang teman adalah cerminan dari sifat kita sendiri.
Mungkin yang harus digarisbawahi adalah teman itu adalah teman dekat. Karena,
menurut saya pribadi, teman yang hanya sekedar menyapa ketika bertemu. Apalagi
hanya mengenal namanya saja. Tak akan mempengaruhi sifat kita.
Kembali pada
persoalan awal. Apa yang menjadi karakter teman kita bisa jadi akan menjadi
karakter diri kita juga. Mengapa saya bilang “bisa jadi”, karena saya bukanlah
spikolog yang ahli dalam bidang ini. Ini adalah opini saya yang diperoleh dari
bacaan yang saya baca maupun dari pengalaman saya. Ya, saya sendiri pun
merasakannya.
Saya dekat dengan
teman-teman yang memiliki cita-cita tinggi. Mereka memiliki tujuan yang jelas.
Salah satu cita-cita yang sering mereka sebut adalah ingin kuliah di luar
negeri. Karena saking seringnya saya mendengar semangat mereka dengan cita-cita
mereka itu. Bentuk semangat mereka salah-satunya adalah dengan menuliskan
cita-citanya itu di dinding kamar, di meja belajar, maupun di buku catatan.
Semakin lama saya pun
memiliki hasrat untuk memiliki cita-cita yang sama seperti mereka. Padahal
tadinya saya tidak terpikirkan dengan hal itu. Sampai saat ini walaupun saya
sudah jauh dengan mereka, karena kami melanjutkan kuliah di universitas yang
berbeda-beda. Saya tetap memiliki cita-cita itu.
Contoh kasus lain, saya memiliki teman
yang berpenampilan syar’i alias dia memakai jubah dan jilbab yang panjang. Saya
tidak mengenal dekat dengannya. Ya, saya hanya memperhatikannya saja. Beliau
memiliki teman dekat namun berpenampilan sangat berbeda jauh dengannya. Seperti
pada umumnya remaja sekarang, stylish dan gaul. Jilbab yang ia kenakan seperti
saringan tahu atau yang sering kita sebut yaitu
jilbab paris dengan pakaian yang serba ketat, maaf.
Namun, setelah
beberapa lama saya perhatikan. Ada banyak perubahan dari penampilannya itu.
Penampilannya ikut menjadi syar’i seperti temannya, insya Allah. Jibab yang ia
kenakan mulai panjang dan tidak seperti saringan tahu lagi. Pakaiannya sudah
tidak ketat lagi, mulai sering memakai rok panjang.
Itulah fenomena yang
pernah saya alami dan lihat. Dari pengalaman itu saya pun setuju dengan opini
dari berbagai macam orang mengenai karakter seorang teman akan memperngaruhi
karakter kita. Penjual minyak wangi akan menularkan baunya pada orang-orang di
sekitarnya. Pembuat batu bara akan menularkan panasnya pada orang-orang
disekitarnya.
Itulah sebabnya
sangat penting bagi kita untuk memilih teman dekat yang baik. Maka sebaik-baik
teman adalah yang selalu mengingatkan kita denga akhirat. Sebaik-baik teman
adalah jika dekat dengannya, kita semakin dekat dengan Allah. Jika jauh
dengannya, kita merasa rindu. Atau dengan kata lain, kedatangannya diharapkan
dan kepergiannya dirindukan.
Namun, dibalik semua
itu, ada nasihat untuk diri kita sendiri. Tak perlu menuntut banyak dari
seorang teman, namun tuntutlah diri kita sendiri terlebih dahulu. Jadilah
seorang teman yang berpengaruh baik bagi
mereka. Bukan yang terpengaruh tapi yang mempengaruhi. Jadilah seorang teman
yang membawa manfaat bagi mereka, sehingga kedatanganmu diharapkan dan
kepergianmu dirindukan.
Komentar
Posting Komentar