Kajian : Para
peserta MABIT sedang mendengarkan kajian dengan seksama.
Sabtu, 23 April 2016, pukul 15.30 WIB, keluarga
rohis mengadakan MABIT (Malam Bina Iman dan Takwa) di Sengkaling DAU-Malang
tepatnya berada di lantai 2 aula gedung PGIT dan TKIT Al-Ma’un. Acara menginap
ini di dalamnya diadakan kajian yang berjudul “Komitmen Muslim Sejati” juga diberikan
pengarahan tentang agenda terdekat yaitu SALAM (Studi Aplikatif Manajemen
Islam).
Di ruangan yang penuh
pernak-pernik berwarna-warni ini diisi oleh laki-laki dan perempuan yang duduk
secara terpisah. Dalam kalangan rohis, penyebutan untuk kaum laki-laki adalah ikhwan dan perempuan disebut akhwat. Padahal sebenarnya
sebutan itu diambil dari Bahasa Arab. Jadi, bagi mereka hal itu adalah biasa
yang orang lain mungkin tidak biasa mendengarnya. Jama’ah ikhwan duduk di depan
jama’ah akhwat. Mereka menunggu pemateri dengan tenang namun saling senyum sapa
ketika saudara atau saudari mereka mengulurkan tangannya sembari berucap salam.
Sambil menunggu mereka pun di tugaskan untuk tilawah masing-masing minimal 5
lembar. Mendengar lantunan ayat Al-Qur’an dari para peserta membuat seisi
ruangan menjadi lebih hidup dan menenangkan.
MABIT merupakan agenda yang
dibentuk oleh keluarga rohis khususnya oleh UKM-K JF UMM, masuk ke dalam
program kerja bidang PPSDM (Pusat Pengembangan Sumber daya Manusia). PPSDM bertugas
untuk meningkatkan sumber daya manusianya. MABIT ini dilaksanakan 2 minggu
sekali yang pesertanya merupakan seluruh kader rohis baik itu LDK (Lembaga
Dakwah Kampus) maupun LDF (Lembaga Dakwah Fakultas) seperti LISFA dari Fakultas
Psikologi, FPED dari Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Al-Faruq dari Fakultas FISIP,
dan LDF lainnya.
Sebelum pemateri memberikan
kajian, para peserta sudah mempersiapkan buku atau catatan kecilnya untuk
mencatat hal-hal yang penting. Tidak hanya itu ada pula yang telah meyiapkan handphonenya
untuk merekam. Satu-persatu para peserta sudah banyak yang memenuhi ruangan
baik ikhwan maupun akhwat. Namun memang selalu saja yang paling banyak adalah
akhwat.
Acara dimulai dari kajian yang
disampaikan oleh Ustadz Suryanto yang berjudul “Komitmen Seorang Muslim” dan
dimoderatori oleh Sholihin selaku ketua bidang PPSDM. Dalam materinya beliau
membahas tentang bagaimana seharusnya seorang muslim berkomitmen. Seorang
muslim harus bersungguh-sungguh dalam berjihad seperti dalam QS. Al-Hajj surat ke 22 ayat 78 yang artinya, “Dan
berjihadlah kamu di jalan Allah dengan jihad yang sebenar-benarnya. Dia telah
memilih kamu, dan Dia tidak menjadikan kesukaran untukmu dalam agama.
(ikutilah) agama nenek moyangmu Ibrahim. Dia (Allah) telah menanamkan kamu orang-orang
muslim sejak dahulu, dan (begitu pula) (Al-Qur’an) ini, agar Rasul (Muhammad)
itu menjadi saksi atas dirimu dan agar kamu semua menjadi saksi atas dirimu dan
agar kamu semua menjadi saksi atas segenap manusia. Maka laksanakanlah salat
dan tunaikan zakat, berpegangteguhlah kepada Allah. Dialah Pelindungmu; Dia
sebaik-baik pelindung dan sebaik-baik penolong.”
Seorang muslim juga harus
berkomitmen terhadap Islam. Ada beberapa komitmen yang harus dimiliki oleh
seorang muslim terhadap Islam. Pertama, dia harus mengIslamkan
aqidahnya. Aqidah yang lurus adalah hal paling penting yang harus dimiliki
seorang muslim. Karena jika dia tidak memiliki aqidah yang benar atau lurus,
aqidah yang kuat, maka hal itu merupakan dosa besar dan sangat merugikan diri
sendiri. Mungkin saja dia rajin beribadah kepada Allah separti sholat wajib
tidak pernah ditinggalkannya, sholat sunnah, puasa sunnah, bersedekah. Namun
jika dalam dirinya masih ada kesyirikan, maka itu petaka bagi dirinya. Karena
semua ibadahnya tidak diterima oleh Allah. Syirik adalah dosa yang tidak bisa
diampuni kecuali dia bertaubat.
Kedua, dia
harus mengIslamkan ibadahnya. Ibadah seorang muslim harus benar-benar murni
karena Allah. Sholatnya kusyuk, ngajinya kusyuk, dan dengan cara-cara yang
benar yaitu seperti yang diajarkan oleh Rasulullah SAW. Ketiga, dia
harus mengIslamkan akhlaknya. Wanita misalnya, dia harus berpakaian syar’i,
menutup aurat dan tidak berpakaian ketat. Namun bukan hanya penampilan saja
yang diperhatikan. Juga perhatikanlah akhlaknya. Rasulullah SAW adalah
sebaik-baik contoh, beliau SAW memiliki akhlak yang baik, beliau SAW adalah uswatun
hasanah bagi umat muslim. Keempat, dia harus mengIslamkan rumah
tangga dan keluarganya. Untuk bisa mendidik keluarga dan menjadikan rumah
tangga yang diridhoi Allah, maka jadilah seorang muslim yang Rabbani. Seorang
muslim yang paham dengan agamanya. Agar generasi-generasi selanjutnya juga
menanamkan akhlak-akhlak Islam yang benar. Kelima, dia harus mengalahkan
hawa nafsu. Seorang muslim harus berkomitmen untuk selalu berusaha melawan hawa
nafsunya yang dapat menjerumuskannya ke dalam lubang dosa. Seperti ketika kita
berpuasa, awalnya kita sulit untuk menahan lapar, haus, dan emosi. Namun
seminggu kemudian, kita sudah terbiasa, kita pun akan menikmati prosesnya. Sama
halnya ketika kita sudah terbiasa untuk melawan hawa nafsu untuk berbuat dosa. Pendirian
kita juga tidak mudah goyah hanya karena godaan kecil. Terakhir, seorang muslim harus yakin bahwa masa depan
adalah milik Islam. Ya, Allah dan Rasulullah telah menjanjikan bahwa di hari
akhir nanti, Islamlah yang akan menang. Seorang muslim juga harus mewujudkan
impian yang pasti terjadi itu. Dengan menjadi seorang muslim yang berkomitmen
dengan Islam yang sebenar-benarnya.
Ustadz
Suryanto melanjutkan bahwa seorang muslim harus memiliki 3 pendidikan (tarbiyah)
yaitu tarbiyah fikri (pikiran), tarbiyah jasadiyah (fisik), dan tarbiyah ruhi
(ruh/batin). Pada tarbiyah fikri, seorang muslim harus memiliki pemikiran yang
kuat untuk menjunjung tinggi Agama Islam ini. Salah satu caranya adalah
menjadikan pemimpin-pemimpin di dunia ini adalah seorang muslim yang taat. Bagaimana
jadinya jika pemimpin kita adalah orang yang jarang sholat ? Apakah ia bisa
memimpin rakyatnya dengan baik ? Oleh karena itu, kita sebagai umat muslim
harus mendukung orang-orang muslim taat yang menjadi pemimpin. Pada tarbiyah
jasadiyah, beliau menjelaskan bahwa seorang muslim harus kuat fisiknya. Mereka
harus melatih fisiknya agar tubuh mereka kuat. Contohnya, berangkat ke kampus.
Latihlah diri Anda untuk jalan kaki. Jika sudah terbiasa jalan kaki, maka kita
pun menjadi tidak mudah mengeluh jika berjalan jauh. Seorang muslim herus memiliki fisik yang
kuat dan tidak mudah mengeluh. Kemudian terakhir adalah tarbiyah ruhi,
merupakan ibadah rohani kepada Allah seperti sholat, puasa, zakat/ bersedekah,
naik haji, dan lain-lain. Sudah menjadi perintah Allah untuk menjadi manusia
yang beriman, yaitu dengan menjalankan perintah Allah dan menjauhi
larangan-Nya. Mendirikan sholat, menjaga
sholat yang berkualitas seperti berjama’ah di masjid.
Selesai
pemateri pertama, karena sudah waktu magrib. Para peserta sholat magrib
berjamaah di mushola yang letaknya di depan gedung PGIT dan TKIT Al-Ma’un.
Dilanjutkan makan bersama dimana ikhwan dan akhwat tidak makan bersama di suatu
ruangan. Untuk mempererat silaturahim, satu nampan untuk 4-5 orang. Terlihat kebersamaan
yang luar biasa. Karena mereka adalah keluarga, apalagi sesama muslim yang memiliki
visi dan misi yang sama yaitu amar ma’ruf nahi munkar, menyeru kepada kebaikan
dan mencegah dari kemungkaran.
Acara
MABIT ini tidak hanya memberikan kajian, namun juga ada pengarahan agenda SALAM
yaitu suatu agenda dimana kader-kader rohis akan mengikuti pelatihan fisik untuk
menjadikan mereka kader-kader yang kuat mental dan fisik, karena dalam
berdakwah bukan hanya ruhiyah saja yang ditingkatkan namun perlu juga
meningkatkan jasadiyah atau fisik. Sebenarnya SALAM ini adalah diklat yang
kedua yang diselenggarakan oleh keluarga rohis khususnya UKM-K JF sebagai LDK.
Sebut saja mba Nia, selaku panitia SALAM menuturkan, “Diklat pertama yaitu
tradisi, kedua ORB (open rekruitmen bersama), ketiga SALAM yaitu yang akan
diselenggarakan sebentar lagi, dan yang terakhir itu TOP yaitu studi banding
dengan LDK dan LDF di luar kampus di beberapa daerah.”
Pada
acara yang kedua MABIT ini berisi tentang bagaimana tentang SALAM. Sholihin,
selaku pembicara acara kedua ini menuturkan, “Sebelum mengikuti SALAM, akan ada
tim screening 85 peserta dan yang akan diambil hanya 50 orang. Screening
berguna untuk mengetahui seberapa siapkah para pera peserta mengikuti SALAM.”
Acara
MABIT ini adalah acara yang sangat bermanfaat bagi kader-kader dakwah kampus. Seperti
yang dituturkan oleh sekrestaris bidang PPSDM, Rizka Asna, “Kita di sini
sebagai aktivis dakwah kampus, MABIT ini gunanya dimana untuk penguatan
fikriyah, dimana fikriyah adalah kekuatan kita berilmu, kita memiliki ilmu.
Juga dari penguatan ruhiyah kita dimana di situ kita dibentuk dengan pembacaan
tilawah, qiyamullail, kita diajarkan berukhuwah karena di sini kita bermalam.” Ikhwan
tidur di mushola dan akhwat tidur aula tersebut.
Pukul
03.00 WIB, para peserta MABIT dibangunkan untuk sholat tahajud.
Suasana yang membuat saya merasa lebih tentram
ketika melihat mereka sedang sujud. Menyerahkan semuanya pada Sang Pencipta
seluruh makhluk dan semesta alam. Sebagian dari mereka, usai sholat tahajud
dilanjutkan tilawah masing-masing. Ketika adzan subuh berkumandang, para
peserta bergegas menuju mushola. Usai sholat subuh dilanjutkan membaca Al-ma’tsurat
yaitu buku kecil berisi dzikir pagi dan petang.
Para
peserta MABIT pun antusias mengikuti acara ini, mereka dibina untuk menjadi
pribadi-pribadi yang bermanfaat dan berakhlak. Seperti yang dituturkan salah
satu peserta, Yesi Astria, “Mungkin lebih tenang ya, karena teman-teman di sini
terkadang mencurahkan isi hatinya.” Mereka mendapatkan ketenangan hati karena
ruhiyah mereka diisi dengan ilmu dan motivasi yang bermanfaat.
Perlu
adanya kegiatan seperti ini secara rutin. Di jaman serba modern ini manusia
telah meninggalkan bahkan asing dengan agama mereka sendiri. Padahal sangat
penting untuk membentengi diri sendiri. Islam mengajarkan dari segala aspek
kehidupan. Mulai dari bangun tidur hingga tidur kembali, dalam Islam sudah ada
aturannya. Semua itu Allah beritahukan kepada manusia lewat Al-Qur’an dan
Hadist. Justru ketika mereka tidak menaati perintah dan larangan Allah, hati
mereka tidak akan tentram. Karena sesungguhnya Allah memberikan aturan untuk
kebaikan umatnya. Bahkan yang terjadi saat ini, manusia lebih banyak menentang
karena merasa dirinya hebat, manusia menjadi sombong. Mereka lupa bahwa otak
manusia sangatlah terbatas. Tidak bisa menafsirkan secara logika semua
aturan-aturan yang telah diberikan oleh Allah.
Acara
MABIT ini adalah acara yang sangat bagus, karena dengan adanya
kegiatan-kegiatan seperti ini. Bukan hanya ilmu kita yang bertambah namun pula
tali persaudaraan kita semakin erat. Perumpamaan Umat Islam sebagaimana
digambarkan Rasulullah SAW bagaikan satu tubuh. Hadits Rasul yang diriwayatkan oleh
Nu’man bin Basyir yang artinya “Perumpamaan orang-orang mukmin dalam berkasih
sayang bagaikan satu tubuh, apabila satu anggota badan merintih kesakitan maka
sekujur badan akan merasakan panas dan demam”. (HR. Muslim).
Ya,
MABIT adalah salah satu cara untuk meningkatkan kualitas manusia menjadi lebih
baik dengan meningkatkan spiritual. Dengan meningkatkan spiritual, karakter
kita akan terbentuk. Tentunya karakter yang baik, akhlak yang baik. Agama itu
sangat penting, agama adalah pedoman hidup kita. Jika kita meninggalkan pedoman
hidup kita, maka hidup kita menjadi tidak terarah. Generasi-generasi yang
gemilang adalah generasi-generasi yang berpegang teguh dengan agamanya. Maka
perlu sejak dini, anak-anak di dunia ini harus diawali dengan pendidikan agama.
Sejak dini pula, diri sendiri ini kita tingkatkan ilmu agamanya. Untuk mendidik
anak-anak kita nantinya Banyak orang-orang yang hidupnya hancur karena mereka
lupa akan Tuhannya. Lupa bahwa mereka masih punya Allah yang menciptakan
mereka. Mereka mudah berputus asa. Oleh sebab itu bentengi diri kita dengan
spiritual yang baik.
Komentar
Posting Komentar