Menjadi seorang sahabat adalah menjadi seseorang yang ikhlas berbuat baik untuk mereka. Bukan karena ingin dijadikan sebagai sahabat, tetapi karena diri sendirilah yang menganggap mereka sahabat. Bukan untuk mendapatkan imbalan dari mereka, namun ikhlas memberikan apa yang kita punya untuk mereka. Karena ketika kita ikhlas, tak akan ada kata menyesal ketika kita dikecewakan. Bahkan bisa jadi, tidak ada kata kecewa karena mereka adalah sahabat kita. Namun, saat ini ada diposisi manakah kita ? Sebagai sahabat untuk mereka atau dijadikan sahabat oleh mereka ? Yang jelas, yang perlu ditanamankan adalah memberi bukan karena ingin diberi. Sudah sepatutnya kita menebarkan manfaat untuk orang lain dengan harta dan jiwa kita.
Singkat kisah, teman saya pernah bercerita. Dia merasa teman-teman disekitarnya tidak menyukainya. Karena ketika dia berbicara dengan mereka selalu ditanggapi dengan senyum palsu. Sempat dia berpikir membalas untuk tidak appreciate terhadap mereka, namun justru itu membuat hantinya semakin gelisah. Sehingga dia memutuskan untuk merubah sikapnya. Dia ingin menjadi orang baik, dia berusaha untuk tersenyum tulus ketika bertemu dengan teman-temannya itu. Awalnya mereka tetap tidak terlalu mempedulikannya. Namun seiring berjalannya waktu, dia yang tetap konsisten dengan sikap baiknya itu, Akhirnya membuat teman-temannya pun berubah sikap terhadapnya. Awalnya mereka hanya membalas senyuman ala kadarnya, tidak akan tersenyum sebelun teman saya tersenyum, namun sekarang teman-temannya pun justru terkadang terlebih dahulu tersenyum padanya.
Inilah yang disebut buah dari kebaikan yang kita tanam. Padahal dia tidak terlalu mengharapkan buahnya, kebaikan yang ditanam tumbuh subur saja, itu sudah cukup. Artinya kebaikan yang kita berikan dengan ikhlas dan continue, itu sudah cukup untuk membuat hatinya bahagia. Serahkan pada Allah saja semua balasannya. Dan janji Allah terbukti, apa yang kita lakukan akan ada balasnnya. Balasan Allah pasti lebih baik.
Komentar
Posting Komentar