Langsung ke konten utama

Sahabat

Menjadi seorang sahabat adalah menjadi seseorang yang ikhlas berbuat baik untuk mereka. Bukan karena ingin dijadikan sebagai sahabat, tetapi karena diri sendirilah yang menganggap mereka sahabat. Bukan untuk mendapatkan imbalan dari mereka, namun ikhlas memberikan apa yang kita punya untuk mereka. Karena ketika kita ikhlas, tak akan ada kata menyesal ketika kita dikecewakan. Bahkan bisa jadi, tidak ada kata kecewa karena mereka adalah sahabat kita. Namun, saat ini ada diposisi manakah kita ? Sebagai sahabat untuk mereka atau dijadikan sahabat oleh mereka ? Yang jelas, yang perlu ditanamankan adalah memberi bukan karena ingin diberi. Sudah sepatutnya kita menebarkan manfaat untuk orang lain dengan harta dan jiwa kita.
Singkat kisah, teman saya pernah bercerita. Dia merasa teman-teman disekitarnya tidak menyukainya. Karena ketika dia berbicara dengan mereka selalu ditanggapi dengan senyum palsu. Sempat dia berpikir membalas untuk tidak appreciate terhadap mereka, namun justru itu membuat hantinya semakin gelisah. Sehingga dia memutuskan untuk merubah sikapnya. Dia ingin menjadi orang baik, dia berusaha untuk tersenyum tulus ketika bertemu dengan teman-temannya itu. Awalnya mereka tetap tidak terlalu mempedulikannya. Namun seiring berjalannya waktu, dia yang tetap konsisten dengan sikap baiknya itu, Akhirnya membuat teman-temannya pun berubah sikap terhadapnya. Awalnya mereka hanya membalas senyuman ala kadarnya, tidak akan tersenyum sebelun teman saya tersenyum, namun sekarang teman-temannya pun justru terkadang terlebih dahulu tersenyum padanya. 
Inilah yang disebut buah dari kebaikan yang kita tanam. Padahal dia tidak terlalu mengharapkan buahnya, kebaikan yang ditanam tumbuh subur saja, itu sudah cukup. Artinya kebaikan yang kita berikan dengan ikhlas dan continue, itu sudah cukup untuk membuat hatinya bahagia. Serahkan pada Allah saja semua balasannya. Dan janji Allah terbukti, apa yang kita lakukan akan ada balasnnya. Balasan Allah pasti lebih baik. 

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Mengapa Nelayan Melaut pada Malam Hari ?

Ketika malam hari angin bertiup dari darat ke laut (angin darat). Sedangkan pada siang hari  angin bertiup dari laut ke darat (angin laut). Mengapa angin bertiup seperti itu ? Angin terjadi karena ada perbedaan tekanan udara antara dua daerah. Tekanan berbeda-beda karena adanya suhu. Suhu tinggi (panas) maka tekanannya rendah, karena ketika panas, udaranya memuai (renggang). Sedangkan suhu rendah (dingin) maka tekanannya tinggi, karena ketika dingin, udaranya menyusut (rapat). Jadi suhu berbanding terbalik dengan tekanan. Pada siang hari terjadi angin laut, artinya suhu di laut rendah (dingin=rapat), suhu di darat tinggi (panas=renggang). Jadi pada siang hari angin tertiup dari laut ke darat atau dari suhu yang rapat ke suhu yang renggang atau dari tekanan tinggi ke tekanan rendah. Mengapa di siang hari, suhu di laut dingin dan suhu di darat panas ? Karena suatu zat memiliki kalor (energi panas). Daratan merupakan zat yang memiliki kalor yang kecil. Kalor kecil artin

The Miracle of Do'a

ادْعُونِÙŠ Ø£َسْتَجِبْ Ù„َÙƒُÙ…ْ Ø¥ِÙ†َّ الَّØ°ِينَ ÙŠَسْتَÙƒْبِرُونَ عَÙ†ْ عِبَادَتِÙŠ سَÙŠَدْØ®ُÙ„ُونَ جَÙ‡َÙ†َّÙ…َ دَاخِرِينَ “ Berdoalah kepadaKu, Aku akan kabulkan doa kalian. Sungguh orang-orang yang menyombongkan diri karena enggan beribadah kepada-Ku, akan dimasukkan ke dalam neraka Jahannam dalam keadaan hina dina ” (QS. Ghafir: 60) Secara bahasa, do’a berarti meminta atau memohon dengan sepenuh hati. Sedangkan menurut istilah syar’i, do’a berarti permohonan seorang hamba kepada Allah Ta’ala dengan sepenuh hati. Dan diartikan pula dengan pensucian, pemujaan dan semisalnya.  Ibnul Qoyyim rahimahullah berkata, “ Do’a adalah sebab terkuat bagi seseorang agar bisa selamat dari hal yang tidak ia sukai dan sebab utama meraih hal yang diinginkan. Akan tetapi pengaruh do’a pada setiap orang berbeda-beda. Ada yang do’anya berpengaruh begitu lemah karena sebab dirinya sendiri. Boleh jadi do’a itu adalah do’a yang tidak Allah sukai karena melampaui batas. Boleh jadi do’a tersebu

Kedatangannya Diharapkan, Kepergiannya Dirindukan

Bismillah... Segala puji bagi Allah yang telah memberikan kita berbagai macam nikmat hingga detik ini. Pernah mendengar bahwa sifat seorang teman adalah cerminan dari sifat kita sendiri. Mungkin yang harus digarisbawahi adalah teman itu adalah teman dekat. Karena, menurut saya pribadi, teman yang hanya sekedar menyapa ketika bertemu. Apalagi hanya mengenal namanya saja. Tak akan mempengaruhi sifat kita. Kembali pada persoalan awal. Apa yang menjadi karakter teman kita bisa jadi akan menjadi karakter diri kita juga. Mengapa saya bilang “bisa jadi”, karena saya bukanlah spikolog yang ahli dalam bidang ini. Ini adalah opini saya yang diperoleh dari bacaan yang saya baca maupun dari pengalaman saya. Ya, saya sendiri pun merasakannya. Saya dekat dengan teman-teman yang memiliki cita-cita tinggi. Mereka memiliki tujuan yang jelas. Salah satu cita-cita yang sering mereka sebut adalah ingin kuliah di luar negeri. Karena saking seringnya saya mendengar semangat mereka dengan cita-ci