Langsung ke konten utama

Jangan Karena Harta


Jangan Karena Harta
Bismillah...
Ini tentang harta. Harta bisa berbentuk barang maupun uang. Banyak hal yang membuat manusia berlebihan dalam menghadapi harta. Tidak sedikit yang terlena karena harta. Permusuhan, perceraian, pembunuhan, dan kejahatan-kejahatan lainnya yang timbul karena kata yang satu itu. Manusia belum menyadari hakikat dari asal harta itu sendiri. Banyak yang mengaku bahwa harta itu diperoleh dari kerja keras mereka, dari hasil keringat mereka, dari pengorbanan mereka. Namun, sesungguhnya TIDAK. Harta itu bukanlah dari hasil kerja keras, keringat, dan pengorbanan mereka. Tapi dari rahmat dan karunia Allah yang diberikan pada mereka. Sekalipun nyawa mereka sebagai taruhannya untuk mendapatkan harta tersebut, tetapi jika Allah tak memberikan rahmat dan karunianya, maka tak akan ada harta yang diperoleh. Sekali lagi, semuanya berasal dari rahmat Allah.
Fenomena yang sering terjadi adalah harta membuat mereka lupa dengan kebaikan. Apalagi soal uang. Hanya karena uang banyak yang tidak mempedulikan mana yang hak dan mana yang batil. Mereka mati-matian membela diri mereka sendiri hanya demi uang. Tidak menyadari permusuhan yang mereka alami hanya gara-gara suatu benda yang bukan miliknya dan tidak sepatutnya diperebutkan. Ya, uang yang mereka simpan adalah sejatinya milik Allah. Kapan saja Dia bisa mengambilnya kembali tanpa lihat situasi dan kondisi. Maka, bersiap-siaplah. Semua yang kita miliki akan Allah ambil. Maka, bersiap-siaplah. Tidak ada yang bisa mencegah jika Allah sudah menghendaki. Seharusnya uang bukan menjadi suatu alasan terjadinya suatu kekacauan dan kejahatan. Karena uang hanya sebuah materi yang sebenarnya adalah titipan Allah yang sangat kecil. Sehingga tidak sepatutnya benda yang bernilai kecil itu membuat manusia lupa akan berbuat baik dan lupa akan larangan permusuhan hingga terputus persaudaraan.
Harta yang kita habiskan, harta yang telah hilang dari kita adalah sesuatu yang tak perlu disesalkan. Innalillahi wa inna ilaihi rooji’uun... “Sesungguhnya kita semua adalah milik Allah dan kita semua akan berpulang kepadanya”. Ya, semuanya, dengan mengingat firman Allah dalam Al-Qur’an itu. Hati seharusnya ikhlas dengan apapun yang telah hilang dari kita. Berat memang kehilangan sesuatu. Tetapi apakah kita membiarkan diri ini meratapi sesuatu yang bukan milik kita ? Sama sekali kita tak punya apa-apa di dunia ini. Datang dan hilang, ya biarkan saja. Karena sekali lagi kita tak punya apa-apa.
Bersedekah adalah salah satu cara melatih hati kita agar selalu ikhlas dan bersyukur. Dengan bersedekah sejatinya kita telah menabung untuk di akhirat nanti. Dengan bersedekah justru harta kita bertambah, bukan di dunia tapi di akhirat. Dengan bersedekah menyadarkan kita apa yang telah hilang bukanlah menjadi masalah. Harta yang hilang karena disedekahkan maupun harta yang hilang karena dicuri bukanlah menjadi masalah bagi mereka yang telah melekatkan firman Allah di hati mereka. Semunya akan kembali pada-Nya. 

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Mengapa Nelayan Melaut pada Malam Hari ?

Ketika malam hari angin bertiup dari darat ke laut (angin darat). Sedangkan pada siang hari  angin bertiup dari laut ke darat (angin laut). Mengapa angin bertiup seperti itu ? Angin terjadi karena ada perbedaan tekanan udara antara dua daerah. Tekanan berbeda-beda karena adanya suhu. Suhu tinggi (panas) maka tekanannya rendah, karena ketika panas, udaranya memuai (renggang). Sedangkan suhu rendah (dingin) maka tekanannya tinggi, karena ketika dingin, udaranya menyusut (rapat). Jadi suhu berbanding terbalik dengan tekanan. Pada siang hari terjadi angin laut, artinya suhu di laut rendah (dingin=rapat), suhu di darat tinggi (panas=renggang). Jadi pada siang hari angin tertiup dari laut ke darat atau dari suhu yang rapat ke suhu yang renggang atau dari tekanan tinggi ke tekanan rendah. Mengapa di siang hari, suhu di laut dingin dan suhu di darat panas ? Karena suatu zat memiliki kalor (energi panas). Daratan merupakan zat yang memiliki kalor yang kecil. Kalor kecil artin

The Miracle of Do'a

ادْعُونِÙŠ Ø£َسْتَجِبْ Ù„َÙƒُÙ…ْ Ø¥ِÙ†َّ الَّØ°ِينَ ÙŠَسْتَÙƒْبِرُونَ عَÙ†ْ عِبَادَتِÙŠ سَÙŠَدْØ®ُÙ„ُونَ جَÙ‡َÙ†َّÙ…َ دَاخِرِينَ “ Berdoalah kepadaKu, Aku akan kabulkan doa kalian. Sungguh orang-orang yang menyombongkan diri karena enggan beribadah kepada-Ku, akan dimasukkan ke dalam neraka Jahannam dalam keadaan hina dina ” (QS. Ghafir: 60) Secara bahasa, do’a berarti meminta atau memohon dengan sepenuh hati. Sedangkan menurut istilah syar’i, do’a berarti permohonan seorang hamba kepada Allah Ta’ala dengan sepenuh hati. Dan diartikan pula dengan pensucian, pemujaan dan semisalnya.  Ibnul Qoyyim rahimahullah berkata, “ Do’a adalah sebab terkuat bagi seseorang agar bisa selamat dari hal yang tidak ia sukai dan sebab utama meraih hal yang diinginkan. Akan tetapi pengaruh do’a pada setiap orang berbeda-beda. Ada yang do’anya berpengaruh begitu lemah karena sebab dirinya sendiri. Boleh jadi do’a itu adalah do’a yang tidak Allah sukai karena melampaui batas. Boleh jadi do’a tersebu

Kedatangannya Diharapkan, Kepergiannya Dirindukan

Bismillah... Segala puji bagi Allah yang telah memberikan kita berbagai macam nikmat hingga detik ini. Pernah mendengar bahwa sifat seorang teman adalah cerminan dari sifat kita sendiri. Mungkin yang harus digarisbawahi adalah teman itu adalah teman dekat. Karena, menurut saya pribadi, teman yang hanya sekedar menyapa ketika bertemu. Apalagi hanya mengenal namanya saja. Tak akan mempengaruhi sifat kita. Kembali pada persoalan awal. Apa yang menjadi karakter teman kita bisa jadi akan menjadi karakter diri kita juga. Mengapa saya bilang “bisa jadi”, karena saya bukanlah spikolog yang ahli dalam bidang ini. Ini adalah opini saya yang diperoleh dari bacaan yang saya baca maupun dari pengalaman saya. Ya, saya sendiri pun merasakannya. Saya dekat dengan teman-teman yang memiliki cita-cita tinggi. Mereka memiliki tujuan yang jelas. Salah satu cita-cita yang sering mereka sebut adalah ingin kuliah di luar negeri. Karena saking seringnya saya mendengar semangat mereka dengan cita-ci