Langsung ke konten utama

Iman dan Akhlak...

Iman itu berkorelasi dengan akhlak. Bagaimana akhlak kita di luar sana ? Apakah selaras dengan ibadah yang kita jalani ? Coba kita koreksi lagi, mengapa akhlak kita kurang baik sedangkah ibadah wajib dan sunnah gak pernah ketinggalan ? Iman dan akhlak saling berkorelasi. Akar yang kuat akan menumbuhkan tumbuhan yang subur dan buah yang lebat. Iman yang kuat akan menciptakan akhlak yang baik. Lalu mengapa banyak fenomena dimana iman sudah mendapatkan asupan ilmu yang banyak namun tidak diamalkan dengan perbuatan? Sepertinya ada yang salah dari hati kita.

“Ingatlah bahwa di dalam jasad itu ada segumpal daging. Jika ia baik, maka baik pula seluruh jasad. Jika ia rusak, maka rusak pula seluruh jasad. Ketahuilah bahwa ia adalah hati (jantung)” (HR. Bukhari no. 52 dan Muslim no. 1599).

Hati, ciptaan Allaah yang sangat rumit. Karena kerumitan yang luar biasa itu sehingga begitu banyak buku yang mengupas tentang hati. Tak pernah ketinggalan, taujiah yang sering terdengar pun berkaitan dengan pengobatan hati. Mengobati hati yang terluka dan berpenyakit. Buku karya Sa'id Hawwa yang berjudul Tazkiyatun Nafs tidak jarang para muslim maupun muslimah yang sudah mengoleksinya di lemari-lemari buku mereka.

Ah, hati, andai kau bisa dikendalikan dengan mudah walau hanya dengan kata-kata, layaknya pesulap yang terlihat begitu mudah memunculkan sesuatu karena trik-triknya. Tapi, tidak dengan hati ini. Tidaklah mudah, bahkan hanya Penciptanya yang bisa mengendalikan hati pemiliknya. Manusia hanya bisa berikhtiar, usaha dan doa.

Hati, mengapa kau tetap tak tersentuh walau tubuh ini senantiasa beribadah kepada-Nya ? Hati, mengapa kau tidak dapat membuat mata ini meneteskan air matanya di sepertiga malam itu ? Hati, mengapa kau begitu keras seperti batu ? Bahkan batu saja tidak sekeras itu karena ia dapat hancur dengan sering tertetesi air.

Mungkin, kelembutan hati ini sulit didapat karena terlalu banyak maksiat yang dilakukan. Mata yang selalu dimanjakan dengan kekayaan dunia sehingga lupa untuk sesekali menjenguk orang-orang di bawah kita. Hawa nafsu yang selalu dituruti kemana ia pergi sehingga lupa untuk meluangkan waktu untuk mengingat-Nya.

"Alaa bidzikrillaahi tathmainnulquluub.." (Ar-Ra'd : 28)
"Ingatlah, dengan mengingat Allaah, qolbu menjadi tenang." (Ar-Ra'd : 28)
Yaa Muqollibal Quluub, tsabbit qolbi 'alaa diinik... (HR. Tirmidzi, Ahmad, Hakim dishahihkan oleh Adz Dzahabi)
Wahai Zat yang Membolak-balikkan hati, teguhkan hatiku di atas Agama-Mu.. (HR. Tirmidzi, Ahmad, Hakim dishahihkan oleh Adz Dzahabi)

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Mengapa Nelayan Melaut pada Malam Hari ?

Ketika malam hari angin bertiup dari darat ke laut (angin darat). Sedangkan pada siang hari  angin bertiup dari laut ke darat (angin laut). Mengapa angin bertiup seperti itu ? Angin terjadi karena ada perbedaan tekanan udara antara dua daerah. Tekanan berbeda-beda karena adanya suhu. Suhu tinggi (panas) maka tekanannya rendah, karena ketika panas, udaranya memuai (renggang). Sedangkan suhu rendah (dingin) maka tekanannya tinggi, karena ketika dingin, udaranya menyusut (rapat). Jadi suhu berbanding terbalik dengan tekanan. Pada siang hari terjadi angin laut, artinya suhu di laut rendah (dingin=rapat), suhu di darat tinggi (panas=renggang). Jadi pada siang hari angin tertiup dari laut ke darat atau dari suhu yang rapat ke suhu yang renggang atau dari tekanan tinggi ke tekanan rendah. Mengapa di siang hari, suhu di laut dingin dan suhu di darat panas ? Karena suatu zat memiliki kalor (energi panas). Daratan merupakan zat yang memiliki kalor yang kecil. Kalor kecil artin

The Miracle of Do'a

ادْعُونِÙŠ Ø£َسْتَجِبْ Ù„َÙƒُÙ…ْ Ø¥ِÙ†َّ الَّØ°ِينَ ÙŠَسْتَÙƒْبِرُونَ عَÙ†ْ عِبَادَتِÙŠ سَÙŠَدْØ®ُÙ„ُونَ جَÙ‡َÙ†َّÙ…َ دَاخِرِينَ “ Berdoalah kepadaKu, Aku akan kabulkan doa kalian. Sungguh orang-orang yang menyombongkan diri karena enggan beribadah kepada-Ku, akan dimasukkan ke dalam neraka Jahannam dalam keadaan hina dina ” (QS. Ghafir: 60) Secara bahasa, do’a berarti meminta atau memohon dengan sepenuh hati. Sedangkan menurut istilah syar’i, do’a berarti permohonan seorang hamba kepada Allah Ta’ala dengan sepenuh hati. Dan diartikan pula dengan pensucian, pemujaan dan semisalnya.  Ibnul Qoyyim rahimahullah berkata, “ Do’a adalah sebab terkuat bagi seseorang agar bisa selamat dari hal yang tidak ia sukai dan sebab utama meraih hal yang diinginkan. Akan tetapi pengaruh do’a pada setiap orang berbeda-beda. Ada yang do’anya berpengaruh begitu lemah karena sebab dirinya sendiri. Boleh jadi do’a itu adalah do’a yang tidak Allah sukai karena melampaui batas. Boleh jadi do’a tersebu

Kedatangannya Diharapkan, Kepergiannya Dirindukan

Bismillah... Segala puji bagi Allah yang telah memberikan kita berbagai macam nikmat hingga detik ini. Pernah mendengar bahwa sifat seorang teman adalah cerminan dari sifat kita sendiri. Mungkin yang harus digarisbawahi adalah teman itu adalah teman dekat. Karena, menurut saya pribadi, teman yang hanya sekedar menyapa ketika bertemu. Apalagi hanya mengenal namanya saja. Tak akan mempengaruhi sifat kita. Kembali pada persoalan awal. Apa yang menjadi karakter teman kita bisa jadi akan menjadi karakter diri kita juga. Mengapa saya bilang “bisa jadi”, karena saya bukanlah spikolog yang ahli dalam bidang ini. Ini adalah opini saya yang diperoleh dari bacaan yang saya baca maupun dari pengalaman saya. Ya, saya sendiri pun merasakannya. Saya dekat dengan teman-teman yang memiliki cita-cita tinggi. Mereka memiliki tujuan yang jelas. Salah satu cita-cita yang sering mereka sebut adalah ingin kuliah di luar negeri. Karena saking seringnya saya mendengar semangat mereka dengan cita-ci