Langsung ke konten utama

Menembus Batas Ketidaknyamanan


Ada banyak hal yang membuat kita tidak nyaman. Sehingga pada akhirnya memutuskan untuk pergi dari ketidaknyamanan itu. Ada banyak hal yang sudah kita pilih, namun meninggalkan apa yang sudah kita pilih itu karena satu alasan yaitu "tidak nyaman". Masihkah kita menganggap wajar alasan itu ?

Apa yang sudah kita pilih seharusnya menjadi komitmen yang mestinya juga dijalankan. Karena, diri kita masing-masing tahu betul alasan mengapa memilih satu pilihan dari banyaknya pilihan. Tidak lepas dari dua hal alasan pertimbangan yaitu  manfaat dan resikonya. Lalu, apa yang membuat kita begitu mudah meninggalkan apa yang sudah dipilih ?

Mungkin kita lupa dengan pertimbangan resiko yang akan didapat. Lebih tepatnya kita tidak mencoba untuk menguatkan lagi niat awal yang sudah dibangun. Sehingga dengan mudahnya rasa tidak nyaman itu menghancurkan benteng kekuatan yang sudah dibangun di awal. Lalu, apa yang seharusnya kita lakukan dengan ketidaknyamanan itu ?

Rasa tidak nyaman timbul dari diri kita sendiri. Menutup diri dari hal-hal yang tidak sama dengan dirinya. Padahal, kemanapun kita berdiri, maka akan ada hal yang berbeda yang akan masuk dalam hidup kita. Maka, seharusnya kita pandai mengatasi perbedaan itu. Menyikapi perbedaan dengan sudut pandang positif. Menjadikan suatu perbedaan sebuah peluang menjadikan kita lebih baik.

Ada kata-kata bijak yang pernah saya baca, "Orang yang optimis melihat kesempatan dalam kesulitan sedangkan orang yang pesimis melihat kesulitan dalam kesempatan". Ya, kita sendiri yang dapat memilih, apakah ingin menjadi orang yang optimis atau pesimis ? Orang optimis menjadikan ketidaknyamanan sebagai kesempatan dirinya menjadi lebih tangguh sehingga tetap bertahan, sedangkan orang yang pesimis menjadikan ketidaknyamanan sebagai kesulitan sehingga memilih untuk menyerah. Maka, bisakah kita bertahan sebentar saja hingga pertarungan selesai ?

"Boleh jadi kamu tidak menyenangi sesuatu, padahal itu baik bagimu, dan boleh jadi kamu menyukai sesuatu, padahal itu tidak baik bagimu. Allaah Mengetahui, sedang kamu tidak mengetahui." (QS. Al-Baqarah : 216)
So, jika memang tidak dapat bertahan, maka istikharahlah, memohon petunjuk kepada-Nya. Allaah akan memudahkan kita melewati sebuah masalah :)



Komentar

  1. mari gabung bersama kami di Aj0QQ*c0M
    BONUS CASHBACK 0.3% setiap senin
    BONUS REFERAL 20% seumur hidup.

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Mengapa Nelayan Melaut pada Malam Hari ?

Ketika malam hari angin bertiup dari darat ke laut (angin darat). Sedangkan pada siang hari  angin bertiup dari laut ke darat (angin laut). Mengapa angin bertiup seperti itu ? Angin terjadi karena ada perbedaan tekanan udara antara dua daerah. Tekanan berbeda-beda karena adanya suhu. Suhu tinggi (panas) maka tekanannya rendah, karena ketika panas, udaranya memuai (renggang). Sedangkan suhu rendah (dingin) maka tekanannya tinggi, karena ketika dingin, udaranya menyusut (rapat). Jadi suhu berbanding terbalik dengan tekanan. Pada siang hari terjadi angin laut, artinya suhu di laut rendah (dingin=rapat), suhu di darat tinggi (panas=renggang). Jadi pada siang hari angin tertiup dari laut ke darat atau dari suhu yang rapat ke suhu yang renggang atau dari tekanan tinggi ke tekanan rendah. Mengapa di siang hari, suhu di laut dingin dan suhu di darat panas ? Karena suatu zat memiliki kalor (energi panas). Daratan merupakan zat yang memiliki kalor yang kecil. Kalor kecil artin

The Miracle of Do'a

ادْعُونِÙŠ Ø£َسْتَجِبْ Ù„َÙƒُÙ…ْ Ø¥ِÙ†َّ الَّØ°ِينَ ÙŠَسْتَÙƒْبِرُونَ عَÙ†ْ عِبَادَتِÙŠ سَÙŠَدْØ®ُÙ„ُونَ جَÙ‡َÙ†َّÙ…َ دَاخِرِينَ “ Berdoalah kepadaKu, Aku akan kabulkan doa kalian. Sungguh orang-orang yang menyombongkan diri karena enggan beribadah kepada-Ku, akan dimasukkan ke dalam neraka Jahannam dalam keadaan hina dina ” (QS. Ghafir: 60) Secara bahasa, do’a berarti meminta atau memohon dengan sepenuh hati. Sedangkan menurut istilah syar’i, do’a berarti permohonan seorang hamba kepada Allah Ta’ala dengan sepenuh hati. Dan diartikan pula dengan pensucian, pemujaan dan semisalnya.  Ibnul Qoyyim rahimahullah berkata, “ Do’a adalah sebab terkuat bagi seseorang agar bisa selamat dari hal yang tidak ia sukai dan sebab utama meraih hal yang diinginkan. Akan tetapi pengaruh do’a pada setiap orang berbeda-beda. Ada yang do’anya berpengaruh begitu lemah karena sebab dirinya sendiri. Boleh jadi do’a itu adalah do’a yang tidak Allah sukai karena melampaui batas. Boleh jadi do’a tersebu

Kedatangannya Diharapkan, Kepergiannya Dirindukan

Bismillah... Segala puji bagi Allah yang telah memberikan kita berbagai macam nikmat hingga detik ini. Pernah mendengar bahwa sifat seorang teman adalah cerminan dari sifat kita sendiri. Mungkin yang harus digarisbawahi adalah teman itu adalah teman dekat. Karena, menurut saya pribadi, teman yang hanya sekedar menyapa ketika bertemu. Apalagi hanya mengenal namanya saja. Tak akan mempengaruhi sifat kita. Kembali pada persoalan awal. Apa yang menjadi karakter teman kita bisa jadi akan menjadi karakter diri kita juga. Mengapa saya bilang “bisa jadi”, karena saya bukanlah spikolog yang ahli dalam bidang ini. Ini adalah opini saya yang diperoleh dari bacaan yang saya baca maupun dari pengalaman saya. Ya, saya sendiri pun merasakannya. Saya dekat dengan teman-teman yang memiliki cita-cita tinggi. Mereka memiliki tujuan yang jelas. Salah satu cita-cita yang sering mereka sebut adalah ingin kuliah di luar negeri. Karena saking seringnya saya mendengar semangat mereka dengan cita-ci